Menghadapi Perkembangan Anak Di Era Industri 4.0: SDN Serayu mengadakan kegiatan seminar parenting

Pada 18/4 2019, Civitas Akademika SD Negeri Serayu Yogyakarta mengadakan Seminar Parenting bertemakan “Tahap Perkembangan Anak”. Seminar Parenting ini dihadiri oleh orang tua dan wali murid kelas 4, 5 dan 6 serta guru/ wali kelas siswa sebagai peserta dan Kak Indri dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Regional Yogyakarta sebagai pemateri seminar.

Acara diawali dengan diskusi ringan mengenai hal-hal yang menjadi unek-unek orang tua dan wali murid terhadap anak-anak mereka. Sebagian besar orang tua dan wali murid mengemukakan kegalauan mereka tentang perkembangan anak-anaknya di era industri 4.0 yang lebih gemar berinteraksi dengan gadget dan komputernya seperti sekarang dan bagaimana kiat-kiat mengajarkan konsep value di zaman yang terkenal dengan sebutan zaman now ini. Menanggapi hal ini, pemateri menyatakan bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa zaman now ini anak banyak berinteraksi dengan teknologi seperti gadget dan games online misalnya namun perlu disadari bahwa orang tua pun memiliki andil dalam hal ini. Orang tua cenderung membolehkan bahkan memfasilitasi anak dengan gadget. Ibarat orang tua memberikan fasilitas anak dengan memiliki gadget namun saat anak ingin memaksimalkan fasilitas tersebut justru dilarang oleh orang tua. Hal ini membuat anak akan berontak karena melihat orang tuanya yang tidak konsisten. Oleh karena itu, sebaiknya terdapat perjanjian di awal, orang tua memberikan gadget kepada anak dengan akad “meminjamkan” sehingga apabila orang tua ingin membatasi penggunaan gadget pada anak, orang tua tinggal mengingatkan anak bahwa gadget yang ia gunakan merupakan pinjaman dari orang tuanya sehingga ketika orang tua membutuhkan, maka anak harus berlapang dada mengembalikannya. Orang tua juga harus membatasi penggunaan gadget di hadapan anak. Saat bersama anak maka maksimalkan waktu untuk membersamainya.

Sesi berikutnya, pemateri memberikan bekal pengetahuan berupa perkembangan anak sehingga diharapkan orang tua dan wali murid mampu memahami membersamai anak dengan tepat sesuai perkembangannya. Anak memiliki beberapa tahap perkembangan diantaranya:

a.  Anak usia 0-9 tahun

Pada masa ini, anak mengalami dominan perkembangan otot maka stimulan dari luar selain yg berhubungan dengan otot maka tidak akan berdampak pada anak. Sebagai contoh: Kita minta mereka belajar maka kita juga belajar jangan main handphone, pun demikian dengan lari lari.

b. Anak usia 9-15 tahun (kelas 4 SD-kelas 1 SMP)

 Pada masa ini, anak mengalami dominasi perkembangan emosi, maka dia akan membangun hubungan dengan teman sebaya. Anak pada masa ini butuh diakui perilakunya yang positif dan orang tua harus memperkecil penilaian/judge negatif. Anak sedang haus pengakuan maka lakukan apresiasi atas segala yang dilakukan oleh anak. Orang tua dapat memulainya dengan mengucapkan terimakasih kepada anak atas kehadirannya.

c.  Anak usia 15 tahun ke atas

Pada masa ini, anak mengalami peningkatan dalam hal perkembangan bahasa. Tugas orang tua adalah menjadi teman diskusi bagi anak. Bukan dalam masa memberikan perintah lagi ke anak, namun ajak anak untuk berdiskusi.

d. Anak usia 18 tahun

Pada masa ini, analitical thinking anak berjalan. Anak sudah bisa dibenturkan dengan nilai normatif yang ada di masyarakat. Anak sudah dapat diajak berdiskusi mengenai hal benar dan salah yang berkembang di masyarakat.

Setelah mengetahui tahap perkembangan anak menurut usianya maka orang tua, wali murid dan guru diharapkan dapat memenuhi rasa haus anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Jangan biarkan anak mencari sumber pelepas dahaga di luar. (afra_alfatih).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *